Minggu, 31 Mei 2009

1. PENCEMARAN AIR.

      Definisi pencemaran air menurut Surat Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup Nomor : KEP-02/MENKLH/1/1998 Tentang Penetapan Baku Mutu Lingkungan adalah: masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energy dan atau komponen lain kedalam air dan atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam , sehingga kualitas air turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan air menjadi kurang atau tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya (pasal 1).
Dalam pasal 2, air pada sumber air menurut kegunaan/peruntukkannya digolongkan menjadi:

1. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu.
2. Golongan B, yaitu air yang dapaat dipergunakan sebagai air baku untuk diolah sebagai air minum dan keperluan rumah tangga.
3. Golongan C, yaitu air yang dapat dipergunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan.
4. Golongan D, yaitu air yang dapat dipergunakan untuk keperluan pertanian, dan dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, indutri, dan listrik Negara.

      Menurut definisi pencemaran air tersebut diatas bila suatu sumber air yang termasuk dalam kategori A, misalnya sebuah sumur penduduk kemudian mengalami pencemaran dalam bentuk rembesan limbah cair dari suatu industri maka kategori sumur tadi bukan golongan A lagi, tapi sudah turun menjadi golongan B karena air tadi sudah tidak dapat dipergunakan langsung sebagai air minum tanpa melalui prngolahan terlebih dahulu,. Dengan demikian air sumur tersebut menjadi kurang / tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.

2. SUMBER DAN EFEK DARI UNSUR-UNSUR RENIK DALAM PERAIRAN ALAMI

 Kadmium
Sumber                            :Buangan industri , limbah pertambangan, pengelasan logam, pipa-pipa                                             air.
Efek/pengaruh               :Menukar seng secara biokimia, tekanan darah tinggi, merusak ginjal-                                             jaringan testibuler dan sel-sel darah merah, taksisistas terhadap biota                                            akratik.
Batas USPHS*) (mg/l)  : 0,01
 Arsen
Sumber                            : Hasil samping pertambangan, bilangan kimia
Efek/pengaruh               : Toksik, kasimogenik
Batas USPHS*) (mg/l)  : -
 Tembaga
Sumber                            : Pengelasan logam, limbah industri dan domestik, penambangan,                                             pencucian,mineral.
Efek/pengaruh               : Unsur renik pokok, tidak terlalu toksik terhadap hewan, toksik                                             terhadap tanaman dan ganggang dalam konsentrasi sedang.
Batas USPHS*) (mg/l)  : 1,0
 Merkuri
Sumber                            : Limbah industri, industri pestisida, batu bara.
Efek/pengaruh               : Toksisitas akut dan kronik.
Batas USPHS*) (mg/l)  : Tidak diberikan
 Seng
Sumber                            : Limbah industri, las logam, patri.
Efek/pengaruh               : Unsur penting dalam banyak maetaloenzim, obat luka, toksik untuk                                             tanaman pada konsentrasi yang lebih tinggi, komponen utama darti                                             buangan “Sludge” pada tranah.
Batas USPHS*) (mg/l)  : 5,0 

      ARSEN telah dikenal sebagai zat kimia yang sangat berbahaya. Keracunan arsen (warangan) yang akut dapat berasal dari makanan yang jumlahnya lebih dari 100 mg unsure tersebut. Kaeracunan kronis dapat terjadi melalui makanan dalam jumlah arsen yang sedikit dalm periode waktu yang lama. Dari bermacam-macam kejadian telah diketahui bahwa arsen bersifat karsinogenik.
      Bahan pencemaran KADMIUM dalam air berasal dari pembuangan limbah industri dan limbah pertambangan. Cadmium secara luas digunakan dalam proses pelapisan logam. Sifat kimia dari cadmium sangat mirip dengan seng, dan kedua metal tersebut seringterlibat bersama-sama dalam proses-proses geokimia. Kedua logam tersebut terdapat air dengan bilangan oksidasi 2.
      MERKURI, masuk kelingkungan melalui banyak sumber. Merupakan salah satu dari bahan pencemar logam berat yang sangat penting untuk diperhatikan. Selain dapat masuk secara langsung kedalam perairan alami dari buangan limbah industri juga dapat masuk melalui air hujan dan pencucian tanah.

3. SABUN DAN DETERJEN.

      SABUN, merupakan senyawa garam dari asam-asam lemak tinggi, seperti natrium stearat, . aksi pencucian dari sabun banyak dihasilkan dari kekuatan pengemulsian dan kemampuan menurunkan tegangan pernukaan dari air. Konsep ini dapat dipahami dengan mengingat kedua sifat dari anion sabun.
      DETERJEN sintetik mempunyai sifat-sifat mencuci yang baik dan tidak membentuk garam-garam tidak larut dengan ion-ion kalsium dan magnesium yang biasa terdapat dalam air sadah. Deterje sintetik mempunyai keuntungan tambahan karena secara relative bersifat asam kuat, oleh karema itu tidak menghasilkan endapan sebagai asam-asam yang mengendap suatu karakteritas yang tidak Nampak pada sabun.
 



Sumber : Achmad, Rukaesih.2004.Kimia Lingkungan.Yogyakarta:Andi

Jumat, 29 Mei 2009

PENGALAMAN PRIBADI TENTANG LINGKUNGAN


     Suatu hari di warung makan jalan Patimura, saya memesan minuman. Minuman tersebut disajikan dalam gelas plastik sekali pakai.Menurut saya hal itu kurang efektif. Seharusnya penyajian minuman tersebut menggunakan media yang dapat di pakai berulang, seperti gelas kaca pada umumnya. Dengan begitu galas plastic tidak akan terbuang begitu saja.

     Pengalaman lainnya adalah hampir semua daerah di Temanggung yang mayoritas masyarakatnya adalah petani tembakau, mereka sering sekali memanfaatkan kulit batang pisang atau “debog” begitu masyarakat Temanggung menyebutnya, mereka menggunakan kulit debog tersebut sebagai pembungkus keranjang tembakau yang akan diantar ke gudang tembakau, akan tetapi sisa pemanfaatan yaitu daging batang pisang tersebut kebanyakan hanya terbuang sia-sia. Apabila masyarakat lebih kreatif sebenarnya daging batang pisang tersebut dapat diolah menjadi keripik yang mempunyai nilai ekonomi.

     Pada semester satu, saya pernah outbond bersama teman-teman di daerah bumi perkemahan Babarsari. Di sana, banyak pohon mahoni. Kulit dari biji pohon mahoni tersebut jatuh berserakan seolah tak berguna. Dari pengalaman tersebut, saya neniliki ide baru, yaitu menjadikan biji kulit mahoni kering tersebut sebagai media melukis dengan sedikit proses yang sangat sederhana.
Selain itu, biji dari mahoni tersebut bisa dijadikan obat diabetes. Dahulu orang Jawa biasa memanfaatkannya dengan cara merebusnya, lalu meminum air rebusan tersebut. Sebenarnya bagi yang tidak suka akan rasanya, kita bisa mengambil alternative lain dengan cara mengolahnya menjadi kapsul.

Selain itu pengalaman saya adalah ketika saya belanja di hampir semua toko, mereka menggunakan tas plastik untuk membungkus barang belanjaan, coba banyangkan jika setiap hari terdapat 90 pelanggan pada satu toko berapa tas plasti yang akan terbuang dalam seminggu ??
Seandainya setaip pembeli membawa tas sendiri ketika berbelanja mungkin itu dapat mengurangi terbuangnya tas plastik dengan sia-sia.

Yang terakhir adalah mengenai botol dari minuman mineral yang juga terbuat dari plastik, kebanyakan orang membuang begitu saja benda ini setelah digunakan padahal jika disadari botol plastik ini dapat dimanfaatkan menjadi hiasan, misalnya bentuk bunga dan sebagainya.

Kamis, 28 Mei 2009

FAKTOR PENYEBAB NITROGEN MELIMPAH DI UDARA


1.Asap Kendaraan
    Di era global ini, hampir setiap orang memiliki kendaraan bermotor. Bahkan tidak dapat dipungkiri kemacetan di jalan raya sering kali terjadi akibat ribuan manusia yang berlalulalang menggunakan kendaraan bermotor. Padahal, setiap satu kendaraan tersebut, mangaluarkan asap yang mengandung beberapa bahan kimia. Salah satunya adalah Nitrogen dalam bentuk NOx.
2.Asap Pabrik
    Saat ini banyak industri besar yang tentunya menghasilkan polusi udara yang keluar pada setiap cerobong asap yang mereka buat. Terutama, pada industri pertambangan batu bara.
3.Sifat Nitrogen yang stabil

    Nitrogen termasuk golongan VA yang memiliki elektron valensi 7. Hal tersebut membuat nitrogen tidak mudah bereaksi dengan atom ayau unsur lain sehingga lebih lama dapat bertahan di udara

Sumber:

Achmad, Rukaesih.2004.Kimia Lingkungan.Yogyakarta:Andi

MENANGANI PEMANASAN GLOBAL MENGGUNAKAN HUTAN


       Konsumsi total bahan bakar fosil di dunia meningkat sebesar 1 persen per-tahun. Langkah-langkah yang dilakukan atau yang sedang diskusikan saat ini tidak ada yang dapat mencegah pemanasan global di masa depan. Tantangan yang ada saat ini adalah mengatasi efek yang timbul sambil melakukan langkah-langkah untuk mencegah semakin berubahnya iklim di masa depan.
Kerusakan yang parah dapat diatasi dengan berbagai cara. Daerah pantai dapat dilindungi dengan dinding dan penghalang untuk mencegah masuknya air laut. Cara lainnya, pemerintah dapat membantu populasi di pantai untuk pindah ke daerah yang lebih tinggi. Beberapa negara, seperti Amerika Serikat, dapat menyelamatkan tumbuhan dan hewan dengan tetap menjaga koridor (jalur) habitatnya, mengosongkan tanah yang belum dibangun dari selatan ke utara. Spesies-spesies dapat secara perlahan-lahan berpindah sepanjang koridor ini untuk menuju ke habitat yang lebih dingin.

       Ada dua pendekatan utama untuk memperlambat semakin bertambahnya gas rumah kaca. Pertama, mencegah karbon dioksida dilepas ke atmosfer dengan menyimpan gas tersebut atau komponen karbon-nya di tempat lain. Cara ini disebut carbon sequestration (menghilangkan karbon). Kedua, mengurangi produksi gas rumah kaca.
Menghilangkan karbon
       Cara yang paling mudah untuk menghilangkan karbondioksida di udara adalah dengan memelihara pepohonan dan menanam pohon lebih banyak lagi. Pohon, terutama yang muda dan cepat pertumbuhannya, menyerap karbondioksida yang sangat banyak, memecahnya melalui fotosintesis, dan menyimpan karbon dalam kayunya. Di seluruh dunia, tingkat perambahan hutan telah mencapai level yang mengkhawatirkan. Di banyak area, tanaman yang tumbuh kembali sedikit sekali karena tanah kehilangan kesuburannya ketika diubah untuk kegunaan yang lain, seperti untuk lahan pertanian atau pembangunan rumah tinggal. Langkah untuk mengatasi hal ini adalah dengan penghutanan kembali yang berperan dalam mengurangi semakin bertambahnya gas rumah kaca.
       Gas karbondioksida juga dapat dihilangkan secara langsung. Caranya dengan menyuntikkan (menginjeksikan) gas tersebut ke sumur-sumur minyak untuk mendorong agar minyak bumi keluar ke permukaan (lihat Enhanced Oil Recovery). Injeksi juga bisa dilakukan untuk mengisolasi gas ini di bawah tanah seperti dalam sumur minyak, lapisan batubara atau aquifer. Hal ini telah dilakukan di salah satu anjungan pengeboran lepas pantai Norwegia, di mana karbondioksida yang terbawa ke permukaan bersama gas alam ditangkap dan diinjeksikan kembali ke aquifer sehingga tidak dapat kembali ke permukaan.
Salah satu sumber penyumbang karbondioksida adalah pembakaran bahan bakar fosil. Penggunaan bahan bakar fosil mulai meningkat pesat sejak revolusi industri pada abad ke-18. Pada saat itu, batubara menjadi sumber energi dominan untuk kemudian digantikan oleh minyak bumi pada pertengahan abad ke-19. Pada abad ke-20, energi gas mulai biasa digunakan di dunia sebagai sumber energi. Perubahan tren penggunaan bahan bakar fosil ini sebenarnya secara tidak langsung telah mengurangi jumlah karbondioksida yang dilepas ke udara, karena gas melepaskan karbondioksida lebih sedikit bila dibandingkan dengan minyak apalagi bila dibandingkan dengan batubara. Walaupun demikian, penggunaan energi terbaharui dan energi nuklir lebih mengurangi pelepasan karbondioksida ke udara. Energi nuklir, walaupun kontroversial karena alasan keselamatan dan limbahnya yang berbahaya, bahkan tidak melepas karbondioksida sama sekali.
 

V. KESIMPULAN
       Keberadaan hutan sebagai bagian dari sebuah ekosistem yang besar memiliki arti dan peran penting dalam menyangga sistem kehidupan. Berbagai manfaat besar dapat diperoleh dari keberadaan hutan melalui fungsinya baik sebagai penyedia sumberdaya air bagi manusia dan lingkungan, kemampuan penyerapan karbon, pemasok oksigen di udara, penyedia jasa wisata dan mengatur iklim global.

       Dalam pengelolaan hutan, sudah saatnya didorong untuk mempertimbangkan manfaat, fungsi dan untung-rugi apabila akan dilakukan kegiatan eksploitasi hutan. Berapa banyak nilai dari fungsi yang hilang akibat kegiatan penebangan hutan pada kawasan-kawasan yang memiliki nilai strategis seperti pada kawasan hutan di daerah hulu DAS, sehingga pertimbangan-pertimbangan tersebut dapat dijadikan sebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam melakukan perencanaan dan pengelolaan hutan di Indonesia.

Sumber:

Achmad, Rukaesih.2004.Kimia Lingkungan.Yogyakarta:Andi

http://www.idonbiu.com/2009/05/cara-menangani-pemanasan-global.html

Mengurangi polusi Karbonmonoksida (CO) dengan Tanaman



       Karbon monokside adalah suatu komponen tidak berwarna, tidak berbau dan tidak mempunyai rasa yang terdapat dalam bentuk gas pada suhu di atas -192̊C. Komponen ini mempunyai berat sebesar 96.5% dari berat air dan tidak larut dalam air. Karbon monoksida yang terdapat di alam terbentuk melalui salah satu proses sebagai berikut:
1. Pembakaran tidak lengkap terhadap karbon atau komponenyang mengandung karbon.
2. Reaksi antara karbon diokside dan komponen yang mengandung karbon pada suhu tinggi.
3. Pada suhu tinggi, karbon diokside terurai menjadi karbon monokside dan O

Sumber-sumber CO adalah:
1. Berbagai proses geofisika dan biologis
Proses-proses tersebut misalnya aktivitas vulkanik, emisi gas alami, pancaran listrik dari kilat, germinasi dan pertumbuhan benih dan sumber lainnya. Tetapi kontribusi CO ke atmosfer melalui proses-proses tersebut relative kecil.
2. Transportasi
Ini merupakan sumber CO terbanyak. Terutama yang beasal dari pembakaran bensin sebagai bahan bakar.
3. Pembakaran hasil – hasil pertanian seperti sampah, sisa-sisa kayu di hutan,dan lain-lain
Biasanya pembakaran tersebut bertujuan untuk tujuan-tujuan tertentu, misalnya mengontrol hama, mengurangi volume sampah dan bahan buangan, membersihkan serta memperbaiki mutu tanah.
4. Proses Industri
Dua industry yang merupakan sumber CO terbesar dalah industry besi dan baja. Selain itu juga industry petroleum.

       Selama ini telah banyak usaha yang dilakukan untuk mengurangi kadar CO di udara. Salah satunya adalah menanam tanaman-tanaman di pinggir jalan atau pembuatan taman kota. Tapi, apakah upaya penanaman pohon di pinggir-pinggir jalan itu efefktif untuk mengurangi kadar CO dalam udara?
Sebenarnya CO berpengaruh terhadap fiksasi nitrogen pada tanaman tingkat tinggi. Fiksasi nitrogen pada bakteri yang terdapat pada akar tanaman terhambat. Hal ini telah dibuktikan melalui pemberian CO selama 35 jam pada konsentrasi 2000 ppm. Tetapi untuk konsentrasi 100 ppm pada jangka waktu 1-3 minggu pemberian CO tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap tanaman-tanaman tingkat tinggi. Karena konsentrasi CO di udara biasanya jarang mencapai 100 ppm meskipun dalam jangka waktu sebentar, maka pengaruh CO terhadap tanaman biasanya tidak terlihat secara nyata. .(Fardiaz Srikandi:Polusi Air dan Udara:hlm 98)

       Pembersih CO yang cepat dan efektif adalah mikroorganime dalam tanah. Aktivitas mikroorganisme yang terdapat dalam tanah relative cepat menghilangkan CO dalam udara. Sebagai contoh, suatu percobaan menggunakan pot yang diisi dengan tanah seberat 2.8 kg dan ditempatkan dalam suatu ruangan tertentu yang mengandung 120 ppm CO, ternyata dalam waktu 3 jam semua CO dapat dihilangkan dari udara. Jika po berisi tanah tersebut disterilkan terlebih dahulu, ternyata kemampuan untuk membersihkan CO dalam udara hilang. Dari penelitian tersebut telah berhasil diisolasi 200 mikroorganisme, dan ternyata yang aktif adalah fungi yaitu sebanyak 16 spesies.(Fardiaz Srikandi:Polusi Air dan Udara:hlm 97)

       Jadi,tanaman yang tumbuh di tanah yang subur lah yang paling efektif membersihkan CO dalam udara karena dalam tanah yang subur juga mengandung banyak mikroorganisme dalam tanahnya.


Sumber:
http://tretyaardyani.wordpress.com/2009/03/24/dapatkah-tanaman-mengurangi-kadar-co-dalam-udara/

Rabu, 27 Mei 2009

Proses Penawaran Air Laut


      Disadari atau tidak, krisis air di Indonesia kian mengkhawatirkan. Sebuah ironi, negara yang dikaruniai berlimpah-ruahnya air justru malah memiliki kualitas air yang kian terpuruk. Dalam kondisi semacam ini, teknologi pengolahan air bisa menjadi salah satu solusi pemecahan masalah. Salah satu teknologi pengolahan air yang sedang dikembangkan adalah pengolahan air laut menjadi air tawar. Hal ini ditempuh karena Indonesia adalah negara kepulauan yang mempunyai laut yang luas dan teknologi ini lebih murah daripada pengolahan air sungai.
Penggolongan Air
Pengolongan air menurut peruntukannya ditetapkan sebagai berikut :
Golongan A : Air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu.
Golongan B : Air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum.
Golongan C : Air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan.
Golongan D : Air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian dan dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan industri pembangkit listrik tenaga air.


Cara Pemurnian Air Laut

       Pada dasarnya prinsip pemurnian air laut adalah memisahkan garam dari air laut sehingga diperoleh air tawar, proses ini kita kenal dengan sebutan desalinasi. Ada banyak cara untuk mengolah air asin menjadi air tawar, antara lain:

o Penyulingan
       Percobaan pertama untuk memisahkan garam dan air laut adalah meniru cara alam, yaitu dengan menguapkan air laut kemudian mengembunkan uapnya kembali. Ketika air laut dipanaskan, hanya air yang menguap, garam-garam yang terlarut tetap tinggal dalam larutan (air laut). Dengan menggunakan alat suling bagian dalam wadah perebus air laut dilengkapi dengan pipa-pipa tegak untuk memperluas permukaan air yang dipanaskan. Dengan perluasan dapat diperoleh banyak uap dalam waktu relatif singkat.

Osmosis Balik (Reverse Osmosis)


       Osmosis balik atau reverse osmosis (RO), dilaksanakan dengan memberikan tekanan terhadap air laut, sehingga memaksa dari molekul-molekul air murni menembus suatu membran semipermeabel, sedangkan sisanya berupa garam larut, bahan-bahan organik, bakteri akan ditolak (rejeksi). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar diatas. Osmosis balik ini dioperasikan secara kontinyu. Kemurnian air yang dicapai hingga 99% dan tingkat produksi yang tinggi. RO merupakan cara paling murah untuk menawarkan pemurnian air laut. Keuntungan metode ini adalah kemurnian air yang dihasilkan bagus, menghemat tempat,dan menghemat energi.

Evaporator
       Evaporator adalah sistem utama bagi pabrik untuk mengolah air laut menjadi air tawar. Demikian juga Ladang garam memproduksi garam melalui proses penguapan air laut. Sebaliknya, air bersih akan diproduksi, dengan menghilangkan garam dari air laut. Evaporator untuk mengolah air laut dirancangkan untuk mengumpulkan uap yang terjadi di dalam proses penguapan. Proses tersebut antara lain:
Penguapan dengan multi guna : Air laut akan direbuskan untuk penguapan. Uap itu akan terkumpul maka menjadi air tawar. Teknologi itu biasanya digunakan untuk pabrik pengolah air laut skala besar.
Cara tekanan peresapan (osmosis) dengan arah balik: Cara untuk mengurangi dan menghapus rasa asin air laut. Teknologi ini digunakan untuk pabrik pengolah air laut sekala menengah dan kecil.

LITERATUR
http://ranselhijau.wordpress.com/2008/07/31/pengolahan-air-intrusi-air-payau-menjadi-air-tawar/
http://beta.tnial.mil.id/cakrad_cetak.php?id=198
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 20 Tahun 1990 tentang pencemaran pengendalian air.