Kamis, 28 Mei 2009

Mengurangi polusi Karbonmonoksida (CO) dengan Tanaman



       Karbon monokside adalah suatu komponen tidak berwarna, tidak berbau dan tidak mempunyai rasa yang terdapat dalam bentuk gas pada suhu di atas -192̊C. Komponen ini mempunyai berat sebesar 96.5% dari berat air dan tidak larut dalam air. Karbon monoksida yang terdapat di alam terbentuk melalui salah satu proses sebagai berikut:
1. Pembakaran tidak lengkap terhadap karbon atau komponenyang mengandung karbon.
2. Reaksi antara karbon diokside dan komponen yang mengandung karbon pada suhu tinggi.
3. Pada suhu tinggi, karbon diokside terurai menjadi karbon monokside dan O

Sumber-sumber CO adalah:
1. Berbagai proses geofisika dan biologis
Proses-proses tersebut misalnya aktivitas vulkanik, emisi gas alami, pancaran listrik dari kilat, germinasi dan pertumbuhan benih dan sumber lainnya. Tetapi kontribusi CO ke atmosfer melalui proses-proses tersebut relative kecil.
2. Transportasi
Ini merupakan sumber CO terbanyak. Terutama yang beasal dari pembakaran bensin sebagai bahan bakar.
3. Pembakaran hasil – hasil pertanian seperti sampah, sisa-sisa kayu di hutan,dan lain-lain
Biasanya pembakaran tersebut bertujuan untuk tujuan-tujuan tertentu, misalnya mengontrol hama, mengurangi volume sampah dan bahan buangan, membersihkan serta memperbaiki mutu tanah.
4. Proses Industri
Dua industry yang merupakan sumber CO terbesar dalah industry besi dan baja. Selain itu juga industry petroleum.

       Selama ini telah banyak usaha yang dilakukan untuk mengurangi kadar CO di udara. Salah satunya adalah menanam tanaman-tanaman di pinggir jalan atau pembuatan taman kota. Tapi, apakah upaya penanaman pohon di pinggir-pinggir jalan itu efefktif untuk mengurangi kadar CO dalam udara?
Sebenarnya CO berpengaruh terhadap fiksasi nitrogen pada tanaman tingkat tinggi. Fiksasi nitrogen pada bakteri yang terdapat pada akar tanaman terhambat. Hal ini telah dibuktikan melalui pemberian CO selama 35 jam pada konsentrasi 2000 ppm. Tetapi untuk konsentrasi 100 ppm pada jangka waktu 1-3 minggu pemberian CO tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap tanaman-tanaman tingkat tinggi. Karena konsentrasi CO di udara biasanya jarang mencapai 100 ppm meskipun dalam jangka waktu sebentar, maka pengaruh CO terhadap tanaman biasanya tidak terlihat secara nyata. .(Fardiaz Srikandi:Polusi Air dan Udara:hlm 98)

       Pembersih CO yang cepat dan efektif adalah mikroorganime dalam tanah. Aktivitas mikroorganisme yang terdapat dalam tanah relative cepat menghilangkan CO dalam udara. Sebagai contoh, suatu percobaan menggunakan pot yang diisi dengan tanah seberat 2.8 kg dan ditempatkan dalam suatu ruangan tertentu yang mengandung 120 ppm CO, ternyata dalam waktu 3 jam semua CO dapat dihilangkan dari udara. Jika po berisi tanah tersebut disterilkan terlebih dahulu, ternyata kemampuan untuk membersihkan CO dalam udara hilang. Dari penelitian tersebut telah berhasil diisolasi 200 mikroorganisme, dan ternyata yang aktif adalah fungi yaitu sebanyak 16 spesies.(Fardiaz Srikandi:Polusi Air dan Udara:hlm 97)

       Jadi,tanaman yang tumbuh di tanah yang subur lah yang paling efektif membersihkan CO dalam udara karena dalam tanah yang subur juga mengandung banyak mikroorganisme dalam tanahnya.


Sumber:
http://tretyaardyani.wordpress.com/2009/03/24/dapatkah-tanaman-mengurangi-kadar-co-dalam-udara/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar